Jakarta - Cuaca buruk dan intensitas hujan yang tinggi beberapa bulan belakangan ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai risiko terhadap bisnis marine cargo di Indonesia. Maklum, cuaca buruk menjadi salah satu resiko tertinggi dalam perlindungan pengangkutan kapal.
Dalam proses pengangkutan tersebut, terdapat risiko-risiko lainnya yang mungkin terjadi secara tidak terduga dan dapat mengganggu jalannya bisnis perusahaan. Namun, pada dasarnya, risiko-risiko tersebut dapat diminimalisir melalui perlindungan asuransi marine cargo.
Bisnis asuransi marine cargo Adira Insurance telah beroperasi sejak tahun 2005 dan telah memberikan perlindungan terhadap Pelanggan yang ingin melindungi barang-barangnya saat berada di proses pengangkutan barang, baik melalui jalur darat maupun udara. Namun sejak 2011, fokus terhadap asuransi marine cargo semakin ditingkatkan di Adira Insurance.
Adapun perlindungan yang diberikan oleh bisnis marine cargo antara lain kerusakan barang karena kapal terbalik, tenggelam, tabrakan, cuaca buruk, risiko selama loading atau unloading barang angkutan, kebakaran, dan pencurian.
“Kebutuhan perlindungan terhadap barang-barang pengangkutan yang semakin meningkat membuat kami memperluas jalur distribusi melalui broker, agent, banking, corporate, dan berbagai jalur lainnya,” ujar Fajar Rastoto, Commercial Underwriting Marine Department Head Adira Insurance.
Tidak hanya jalur distribusi yang ditingkatkan, spesifikasi produk dan pelayanan juga selalu dilakukan evaluasi agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan para Pelanggan. Adira Insurance selalu berusaha untuk memberikan berbagai perlindungan barang cargo terhadap risiko atau kerugian sejak proses pengiriman barang sampai dengan tiba di tempat tujuan.
Perlindungan mencakup berbagai hal seperti perlindungan terhadap barang cargo jika terjadi kebakaran atau peledakan; kapal atau alat angkut kandas, terdampar, tenggelam atau terbalik; alat angkut darat terbalik atau tergelincir; kapal atau alat angkut bertabrakan; pembongkaran cargo di pelabuhan darurat; pengorbanan kerugian umum; dan pembuangan cargo ke laut.
Saat ini, Fajar mengungkapkan bahwa masih terdapat banyak tantangan dalam menjalankan bisnis marine cargo di Indonesia. Ia optimistis bahwa peluang bisnisnya masih sangat besar, mengingat penetrasinya masih kecil secara nasional.
Ditambah lagi, saat ini, banyak Pelanggan yang berminat terhadap bisnis marine cargo berbasis syariah. Hal tersebut terlihat dari adanya peningkatan premi bruto bisnis asuransi marince cargo syariah di Adira Insurance yaitu sebesar 69% dari akhir September 2015 ke akhir September 2016.
“Diharapkan, dengan program pemerintahan Presiden Joko Widodo terkait tol laut yang cepat terlaksana, maka bisnis marine cargo nasional akan terus meningkat,” pungkasnya. (*/dp)
Post A Comment: