Jakarta - Melemahnya perekonomian global dan domestik, memberi dampak cukup signifikan di industri otomotif, termasuk di dalamnya bisnis karoseri. Dari sekitar 519 perusahaan karoseri yang ada di Indonesia, ditengarai hampir separuhnya “mati suri” dalam kurun dua tahun terakhir.
Kondisi yang disebut oleh Ketua Umum DPP Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumadjeng, sebagai masa “berdarah-darah” bagi pengusaha karoseri, dipengaruhi berbagai faktor. Stagnasi pasar kendaraan niaga adalah salah satunya, berakibat pada penurunan permintaan karoseri khususnya model dump truk.
“Dari 8 provinsi yang terdata ada 519 perusahaan karoseri, dan setengahnya ikut dalam Askarindo, sekitar 220 perusahaan. Jika dibagi dalam skala perusahaan, hampir 80 persennya adalah masuk kecil menengah. Hanya 10% yang bisa dibilang pemain besar,” kata Sommy, dalam acara temu media INAPA 2017, di Jakarta, Selasa (24/1).
“Alhasil, yang banyak bertumbangan ini ya karoseri skala kecil-menengah akibat kurangnya permintaan sehingga mereka tidak kuat bertahan. Berbeda jika karoseri berskala besar mungkin masih bisa survive.”
Penurunan permintaan tersebut dipicu melemahnya industri inti itu sendiri, yakni usaha di sektor pertambangan dan perkebunan (sawit) beberapa tahun belakang.
Selain itu, lanjut Sommy, kondisi ekonomi yang kurang stabil akibat berbagai perubahan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, turut memberi snow effect ke industri karoseri. “Di mana, ini menimbulkan situasi baru iklim investasi.”
Harapan Tahun Ini
Melewati masa tersebut, Sommy berharap tahun ini industri karoseri di Tanah Air bisa kembali membaik. Terutama di sektor infrastruktur dengan berharap banyak dari belanja pemerintah.
“Tahun ini kita optimis. Itu ditandai dengan bertambahnya permintaan dari pemerintah di jasa transportasi. Misalnya, Transjakarta sudah meminta pengerjaan untuk 2000 unit bus, sementara dari swasta ada sekitar 1000 unit,” terangnya.
Lebih mendasar, Sommy berharap pemerintah bisa menekan keran import truk dan bus, kemudian membenahi beberapa kebijakan agar bisa mendukung pengoptimalan industri karoseri. (*/dp)
Post A Comment: