Jakarta - Buat sebagian orang, punya moge bisa jadi simbol supremasi dan gengsi, apalagi jika mereknya biasa main di segmen premium. Tapi buat yang belum mampu, tak usah risau, karena merek-merek yang biasa bikin moge kini mulai tergoda main cc kecil.
Sebut saja BMW Motorrad, yang pelan tapi pasti berhasil mendongkrak penjualan via G310R, hasil kerjasama dengan TVS Motor Company India. Mereka bahkan sudah mengincar pasar baru, ”adventure pemula” dengan bakal hadirnya G310GS!
Ducati? Sudah pernah dikatakan CEO mereka, Claudio Domenicali, ketika berkunjung ke Indonesia, Maret 2017 lalu, bahwa kemungkinan untuk mengembangkan motor cc kecil sangat terbuka. Rumornya bahkan mereka bakal membangun motor 250 cc, bekerjasama dengan merek lain.
KTM malah mulai duluan. Bekerjasama dengan Bajaj di India, mereka sukses merangsek ke negara-negara berkembang dengan pasar motor yang sangat besar. Line up mereka sangat bervariasi, mulai dari model naked 200 cc, 250 cc, sampai 390 cc. Pun demikian dengan model ber-fairing.
Merek-merek Inggris, termasuk Triumph, bahkan sudah lama dirumorkan sudah membuat sketsa desain motor 250 cc, yang tentu saja bakal masuk ke negara-negara Asia yang sedang menggeliat.
Kemunduran Ekonomi
Seperti dilansir dari KompasOtomotif, CEO BMW Motorrad Indonesia, Joe Frans menjelaskan bahwa dimulainya tren merek-merek yang biasa main moge untuk mengincar pasar motor cc kecil karena tekanan dan kemunduran ekonomi di Eropa.
”Semenjak Eropa mengalami kemunduran ekonomi, basicly, mereka melihat pasar yang berkembang adalah Asia. Sedangkan Asia dikuasai pabrikan Jepang. Ada upaya pabrikan Eropa untuk berkembang dan bertahan hidup, ya merkea harus pergi ke Asia, paling tidak ambil kue (pasar),” kata Joe, di sela test ride BMW G310R di Bogor, (12/5/2017).
Lalu, Joe menjelaskan juga, alasan India menjadi sasaran utama pabrikan Eropa untuk mengembangkan produk dan menjalin kerjasama. ”Tak bisa bisa disangkal lagi bahwa pangsa pasar motor terbesar di dunia adalah di India. Selesai,” imbuhnya.
Kemungkinan lain negara-negara yang akan dijajaki untuk bekerjasama menurut Joe adalah China. Dua negara itu (India dan China) punya dua syarat utama, yakni rakyatnya banyak, sekaligus duitnya juga berlimpah.
”Indonesia ada kekuatan, rakyatnya banyak. Cuma, gimana caranya meningkatkan ekonomi di sini, iklim investasi, dan sebagainya. Itu yang akan jadi pertanyaan mereka,” ujar Joe.
Lalu, berapa lama lagi tren ini akan berlangsung dan mulai menjadi masif? Joe belum bisa menjawab secara gamblang, karena hal ini bergantung sepenuhnya pada pengembangan dan strategi marketing dari merek-merek tersebut. (*/ko)
Post A Comment: