Serang - Bursa Mobil Motor (BMM) 2020 yang berlangsung sejak 20 November 2020 kemarin berhasil meraup penjualan hingga Rp 146 miliar lebih. Angka ini diperoleh pada hari terakhir BMM pada Minggu (29/11/2020) malam.
Diungkapkan sekretaris Asosiasi Otomotif Banten (AOB) sebagai penyelenggara Daru Harti, BMM tahun ini memang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, dari segi peserta, tampilan hingga promo masing-masing brand maupun doorprize BMM.
"Tahun ini merupakan tahun yang sangat berat bagi dunia otomotif nasional, begitu juga Banten dikarenakan pandemi Covid-19. Namun 3-4 bulan terakhir, penjualan otomotif mulai kembali normal bahkan naik. Hal inilah yang mendorong kami AOB bersemangat menggelar BMM 2020," ujarnya Minggu (27/12/2020).
Dari 25 brand pabrikan otomotif, lanjut Daru, diperoleh penjualan menembus angka Rp 146 miliar, tepatnya Rp 146.624.629.802 dengan sektor roda empat menyumbang Rp 135.164.535.000, sedangkan roda 2 sebesar Rp 11.046.094.802.
Berbicara penyumbang terbanyak BMM 2020, Ketua AOB yang juga Branch Manager RMK Cilegon Samsul Maarif mengungkapkan, Suzuki menempati Suzuki Brand pertama dengan total 212 unit dari 3 dilermya yaitu Suzuki RMK 82 unit dengan total transaksi Rp 13.244.100.000, Suzuki Pusaka 78 Unit dengan nilai Rp 12.367.400, dan Suzuki DPM sebanyak 52 unit dengan total transaksi Rp 9.193.200.000.
"Penjualan terbanyak kedua yaitu Toyota dengan 102 unit dan Mitsubishi 96 unit," beber pria yang akrab disapa Iip ini.
Sedangkan dari roda 2, Honda masih menjadi kampium penjualan terbanyak yaitu 81 unit, diikuti Yamaha 48 unit dan Viar 37 unit.
Iip berharap dengan adanya BMM 2020 ini bisa memicu gairah penjualan otomotif di akhir tahun yang menyisakan 1 bulan lagi.
"Masih ada 1 bulan lagi bagi masyarakat Banten untuk membeli mobil dengan banyak bonus. Namun biasanya, unit yang tersedia terbatas. Makanya manfaatkan sebaik mungkin promo dari masing-masing diler," pesan Iip.
Tak lupa Iip bersama para penggiat otomotif Banten berharap geliat otomotif di tahun depan bisa lebih baik. Seiring kebijakan pemerintah yang sudah longgar di beberapa sektor ekonomi dan bisnis, termasuk otomotif. (yogi)
Post A Comment: